A. Anemia Pada Kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah
11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai
batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi
karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Cunningham. F, 2012).
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan. Gangguan
penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat
besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Ibu hamil membutuhkan
zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.
Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan.
Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan zat besi
ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting
untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa
harus menghabiskan cadangan zat besinya (Mardliyanti, 2010).
Beberapa penyebab anemia yaitu : - Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan.
- Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama ibu hamil, masa tumbuh kembang pada remaja, penyakit kronis, seperti tuberculosis dan infeksi lainnya.
- Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria, haid yang berlebihan dan melahirkan
B. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
1. Umur Ibu
Menurut Amiruddin (2012), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil yang berumur
20 – 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang berumur kurang dari 20
tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena
akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, beresiko
mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia
2. Paritas
Menurt Herlina (2011), Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko
1.454 kali lebih besar untuk mengalami anemia di banding dengan paritas rendah.
Adanya kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan
semakin tinggi angka kejadian anemia.
3 3.Infeksi dan Penyakit
Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh agar
tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan kadar Hb
<10 g/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk melawan bakteri) yang rendah
pula. Seseorang dapat terkena anemia karena meningkatnya kebutuhan tubuh akibat
kondidi fisiologis (hamil, kehilangan darah karena kecelakaan, pascabedah atau
menstruasi), adanya penyakit kronis atau infeksi. Ibu yang sedang hamil sangat
peka terhadap infeksi dan penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun
tidak mengancam nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi
janin. Diantaranya, dapat mengakibatkan abortus, pertumbuhan janin terhambat,
bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan. Penyakit infeksi yang di derita
ibu hamil biasanya tidak diketahui saat kehamilan. Hal itu baru diketahui
setelah bayi lahir dengan kecacatan. Pada kondisi terinfeksi penyakit, ibu
hamil akan kekurangan banyak cairan tubuh serta zat gizi lainnya (Bahar, 2012).
Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas janin dan bayi
yang akan dilahirkan. Penyakit ibu yang berupa penyakit menular dapat
mempengaruhi kesehatan janin apabila plasenta rusak oleh bakteri atau virus
penyebab penyakit. Sekalipun janin tidak langsung menderita penyakit, namun
Demam yang menyertai penyakit infeksi sudah cukup untuk menyebabkan keguguran. Penyakit
menular yang disebabkan virus dapat menimbulkan cacat pada janin sedangkan
penyakit tidak menular dapat menimbulkan komplikasi kehamilan dan meningkatkan
kematian janin 30% (Bahar, 2012).
4. Jarak kehamilan
Menurut Ammirudin (2011) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu
dengan prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata
jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak.
Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat
untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada
ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam
kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya berkurang untuk
keperluan janin yang dikandungnya.
5 5. Pendidikan
Pada
beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang di derita
masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai di daerah pedesaan
dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan jarak
yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat social ekonomi
rendah (Manuaba, 2010).
No comments:
Post a Comment